Halaman

Minggu, 13 Desember 2015

Melamar Kerja : Wardah Kosmetik Spfnya bego malah minta tips cinta


Melamar ke wardah dengan tujuan deketin Retno mantan aku yang mirip maria renatha.

Posisi yang aku lamar adalah sales motor, prediksi aku nggak ada yang minat tapi kenyataannya banyak yang ngantri mau melamar pake test tulis segala make pensil 2B.

Saat interview Supervisiornya anak baru lulus malah menjudge urusan pribadi aku.
Spf : "Sebelumnya kerja di mana?"
Gw : " Hotel XXXX"
Spf : (ngomong ke seketaris sebelahnya) "kita kemaren ke hotel apa yang?"
Sktrs: "Hotel Iblis" (Fuck ML pamer2 itu membuktikan sebetapa cemas lo kalo dia ninggalin lo)
Spf : "Usia berapa?"
Gw : "33th"
Spf :" Sudah menikah?"
Gw : "Belum"
Spf : " usia 33 blum menikah?" (ni anak kepo banget)
Gw : " masih ngumpulin beaya"
 Spf : "kalau calon ada?"
Gw : " ada"
Spf : "anak mana calonnya"
Gw : " Anak Spg Blossom''
Spf : " usia berapa calonnya"
Gw : " 23"
Spf : "wah hebat ya bisa dapet yg lebih mudah, kasi tips dong cara dapat pacar lebih muda"
Gw :" ya beli bukunya ronald frank" 
Spf : " Saya nggak tau ronaldfrank coba dijelaskan sedikit aja" (interview kok minta tips cinta)
Gw : " Sebenarnya nggak ada tips2 nya cuma ikut alur ajha"

Terus berlanjut minta tips dapet kerja. (kalau dapet kerja ngapain sekarang aku melamar ke kamu goblook)

Intinya Menghakimi aku yang usia 33 tahun belum nikah belum kerja.

Miris sekali setelah jadi pebisnis online kembali ke dunia kerja. Jadi diperlakukan seperti pecundang. Kenapa emangnya kalau nggak sarjana, kenapa emangnya kalau udah umur 33 memang dia bakal muda seumur hidup? atau udah ngerasa pria muda dan sukses. Gak ada seujung kuku nya orang asuransi gaji kamu le.

Dulu saat aku usia 25th punya Spf usia 30th
Sekarang malah saat usia ku 30th malah dapet spf umur 25th
Dulu kalah rebutan cewek sama orang usia 30th
Sekarang kalah rebutan cewek sama orang usia 25th

Ok terserah kamu menilai apa, aku nggak ambil pusing. Aku punya penilaian sendiri hidup ku. Memang kenapa kalau nggak sukses kamu nggak bahagia itu artinya mental orang lemah. Pengen bahagia aja nunggu sukses.

Seperti aku dong kondisi seperti ini bisa menikmati momen ini dengan bahagia dalam detik ini tidak perlu nunggu besok.

Pikiran ni orang udah terkena racun masyarakat. Mengkotak-kotak orang berdasar, suku, agama, warna kulit, umur, tinggi badan, jenis kelamin, pendidikan. Memang orang diskriminatif kayak gini pantas jadi jongosnya orang yang dia hina sekarang







Tidak ada komentar:

Posting Komentar